Jurnal TTJ (Temu Teman Jelajah) Kitab Ayub - Sesi 2 Kamis, 28 April 2022


Jurnal TTJ (Temu Teman Jelajah) 

Kitab Ayub - Sesi 2

Kamis 28 April 2022


Dalam persiapan kita telah belajar tentang:

1️⃣ Gaya penulisan Kitab Ayub sebagai kitab hikmat.

2️⃣ Latar belakang budaya Timur Dekat - konsep kebenaran yang mereka percaya: Tabur tuai (Teologi kompensasi) dan para ilah yang  jauh, 'belagu' dan kejam.

3️⃣ Konsep 'potongan' kebenaran manusia vs Kebenaran Utuh TUHAN.


Lalu dalam debat panjang yang penuh ketegangan, kita belajar 5 tokoh unik, argumen-argumen mereka yang dibangun dari 'potongan-potongan' kebenaran yang mereka miliki.


✅ 1. Elifas, sahabat Ayub paling senior, merasa paling bijak karena paling berpengalaman dan paling bermoral. Gaya bicaranya santun  seperti pejabat, (namun makin lama makin keras), dan menuntut dihormati.


✅ 2. Bildad, seorang tradisionalis yang kaku, dengan gaya bicara yang lantang seperti pengacara. Cara pandangannya sangat tertutup dan menolak fakta yang tidak sesuai dengan apa yang ia yakini.


✅ 3. Zofar, merasa paling pintar dan berilmu, gaya bicara paling ganas dan brutal. Argumennya dibangun berdasarkan asumsi dan intuisi yang berasal dari pemikirannya sendiri.


Kesamaan dari Ke-3 Sahabat: 

1. 'Potongan' Kebenaran yang menjadi dasar kepercayaan: Hukum Tabur Tuai - Orang jahat pasti kena musibah selagi ia hidup.

2. Menuduh Ayub fasik (jahat) dan munafik. Memaksa Ayub mengakui dosanya dan bertobat. 

3. Mengatas-namakan TUHAN untuk semua pemaksaan yang mereka lakukan kepada Ayub.

4. Mendengar Ayub dengan telinga bukan dengan hati. Menghakimi bukan mengasihi. 

5. Tidak benar-benar mengenal Ayub sebagai 'sahabat'. 

6. Merasa lebih baik dan lebih bermoral dari Ayub.


✅ 4. Ayub, bersikeras menyatakan diri tidak bersalah, menolak desakan ke-3 sahabat untuk mengakui dosa yang tidak diperbuatnya, dan meminta TUHAN bertanggung jawab atas ketidakadilan yang ia terima.

Ia menyatakan hati nuraninya bersih dan berani mengutuk dirinya sendiri jika memang ia melakukan kejahatan.


✅ 5. Elihu, paling muda dan meng'klaim' mendapat pengertian ilahi. Dia marah pada ke-3 sahabat yang tidak bijak dg memojokkan Ayub tanpa bisa membuktikan dosa Ayub.

Ia marah kepada Ayub karena kesombongan Ayub yang merasa setara dg Tuhan dan nekad menuntut Tuhan. Menurutnya penderitaan Ayub adalah cara TUHAN mendidik karena kasih TUHAN pada Ayub.


Pada akhir kisah, TUHAN πŸ‘‘ hadir meresponi Ayub.


πŸŒ€ TUHAN tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan Ayub, malah TUHAN yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan retorika yang membuat kesombongan Ayub runtuh, sehingga ia dapat berpikir dan mencerna siapa dirinya dan siapa TUHAN.


Response Ayub atas penyingkapan TUHAN: 


Ayub menarik semua perkataannya dan menyesali sikapnya yang salah. 


Dan Ayub sadar, bahwa harta terbesar dalam hidupnya adalah relasi dengan TUHAN. Sehingga begitu TUHAN bicara kembali dengannya, itu sudah cukup baginya! Ia sudah mendapatkan semua jawaban dari pertanyaannya! Yaitu diri TUHAN sendiri!


πŸŒ€ TUHAN murka pada Elifas, Bildan dan Zofar. TUHAN minta Ayub menjadi perantara buat memohon ampun atas dosa ke-3 sahabat.


πŸŒ€ TUHAN mengembalikan semua kepemilikan Ayub 2 kali lipat, 10 Anak, dan seluruh kerabat datang mengunjunginya.


Pertanyaan Reflektif - Aplikatif:


1️⃣ Setelah menjelajahi Kitab Ayub, bagaimana pandangan kita sekarang tentang penderitaan?


2️⃣ Bagaimana kita menyiapkan diri menghadapi nubuat Tuhan Yesus bahwa akan terjadi masa penganiayaan  dan penderitaan atas orang percaya?


3️⃣ Bagaimana kita mengaplikasikan pesan utama Kitab Ayub dalam hidup: Saya akan tetap setia dan terus Percaya pada TUHAN apapun yang terjadi!


Kiranya TUHAN menolong kita bergiat menjelajahi Firman TUHAN untuk semakin mengenal-Nya, sehingga semakin diperlengkapi untuk overcome penderitaan.


Wahyu 3:21 

Tuhan Yesus berkata: Barangsiapa menang (overcome), ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhtaKu, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.


Semoga jurnal ini menolong kita semua untuk mengingat akan Kasih Karunia TUHAN kepada Ayub (dan kepada setiap kita) yang sedemikian mendalam.


Saya pribadi, sangat mengajurkan Bapak Ibu, saudaraku dapat manfaatkan buku panduan Teman Jelajah untuk menolong  memahami Firman Tuhan, baik saat menjelajah sendiri ataupun berkelompok.


Selamat menikmati penjelajahan seru bersama Teman Jelajah. 

Alami Hikmat Tuhan yang Mengubahkan!

Amin


Kalau ada sumur di ladang, bolehlah saya menumpang mandi.

Kalau ada umur yang panjang, bolehlah kita menjelajah bersama lagi.


Hanya oleh kasih karunia Tuhan,

Salam, engeline.

πŸ™‡πŸ»‍♀️πŸ™πŸ»



Source: ODBIndonesia, DHDIndonesia

Comments

Menarik

Makalah Proses Komunikasi

Pencetakan E-KTP Massal

Review: Individualist Ms. Ji-Young