Jakarta akan Indah pada Waktunya
Jakarta
akan Indah pada Waktunya
Oleh Kaspriliani/PNJ
Pembangunan MRT di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan. (FOTO: dokumen pribadi)
Ketika Joko Widodo terpilih
sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017, ia membuat program membangun
transportasi publik. Kemudian ketika Pilpres (Pemilihan Presiden) Republik
Indonesia yang ketujuh ia terpilih. Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa
disapa Ahok yang menjadi pasangannya saat itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta,
otomatis naik menjadi Gubernur DKI Jakarta. Program yang dirancang Jokowi pun
diteruskan olehnya.
Pada
Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Februari 2017 lalu, Ahok kembali mencalonkan
dirinya. Sayang, lawannyalah yang terpilih, Anies Baswedan bersama pasangannya
Sandiaga Uno. Pasangan terpilih ini pun kemudian “terpaksa” meneruskan
pembangunan yang telanjur dikerjakan gubernur sebelumnya.
Ada
pun proyek yang sedang dibangun ialah Airport
Express Line, Mass Rapid Transit (MRT), dan Light Rapid Transit. Airport Express Line ini merupakan akses dari
dan ke Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
Akses menuju bandara ini berupa Kereta Rel Listrik (KRL, Commuter Line). Proyek
ini sudah terlihat mulai dari Stasiun Jatinegara hingga Stasiun Manggarai,
Jakarta.
Pembangunan
transportasi berikutnya, Mass Rapid
Transit atau yang biasa kita sebut dengan MRT. Karena pembangunan MRT ini,
beberapa titik di Jakarta semakin sempit. Salah satunya di Jalan Fatmawati,
Jakarta Selatan. Pembangunan MRT ini menyebabkan penyempitan jalan yang pada
akhirnya berakibat pada kemacetan. Kabarnya, pembangunan ini akan menyebar ke
daerah tetangga Jakarta, yakni Tangerang dan Bekasi.
Dan
proyek yang ketiga ialah LRT (Light Rapid
Transit). Banyak yang meragukan keefektifan moda transportasi ini karena
ukurannya yang kecil. Namun, keraguan ini ditepis oleh Pemkot DKI sehingga
pembangunan pun dilanjutkan. Sama seperti pembangunan MRT, proyek ini pun
menyebabkan kemacetan. Akses jalan menuju Kalibata (dari Cawang) menjadi sempit
karena setengah jalan tertutup akibat proyek ini.
Kita
semua tentu paham dan tahu tujuan pemerintah dalam membangun moda trasnportasi
ini untuk kesejahteraan rakyat. Tapi, tak jarang sebagian besar dari kita
–masyarakat sipil- banyak mengeluh karena pembangunan ini. Coba ingat kembali,
sebelum adanya proyek ini pun Jakarta memang sudah macet. Perlu kita akui
dengan adanya pembangunan ini, kemacetan Jakarta menjadi dua kali lipat. Tapi,
tujuan pemerintah demi kebaikan kita sendiri.
Seperti
ada pepatah yang mengatakan “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit
dahulu, bersenang-senang kemudian”. Jadi, bermacet-macet ria dahulu untuk
Jakarta yang lebih baik. Akhir kata, sebaiknya kita sabar dulu untuk kenikmatan
kita bersama, nyaman menggunakan transportasi umum dan kemacetan jalan
berkurang.
Pernah dimuat di mindis.id pada Senin, 20 November 2017
Comments