Seniman dalam Balada Negeri Asap

Seniman dalam Balada Negeri Asap

Penampilan para seniman dalam acara “Balada Negeri Asap” di Warung Apresiasi, Bulungan, Jakarta Selatan. (FOTO: Kaspriliani)
JAKARTA – Dima Miranda hadir menjadi penampil utama dalam acara “Balada Negeri Asap”. “Balada Negeri Asap” itu sendiri adalah judul acara yang bertemakan kepedulian terhadap asap di daerah Riau, Kalimantan, maupun Jambi, dan dengan sub tema “Ekspresikan Empatimu, Bergerak & Berbuat”. “Balada Negeri Asap” diselenggarakan di WAPRESS (Warung Apresiasi) yang berdekatan dengan SMAN 6 Jakarta dan Plaza Blok M, Bulungan, Jakarta Selatan. Acara ini diadakan pada Rabu, 14 Oktober 2015 pukul 20.30 WIB. Tapi, acara ini baru dimulai tepat pada pukul 21.00 WIB hingga 21.30 WIB. Dengan kata lain, acara ini terlambat 30 menit dari waktu yang telah ditentukan.
Dima Miranda, bukanlah satu-satunya pendukung acara. Ada sederetan seniman lain yang juga ikut memeriahkan malam Kamis tersebut seperti Freddy Lengkong (Suami Dima Miranda), Downey Angkiri, Fedly Egi, Suluh Gembyeng Ciptadi, Cok Rampal, Petrus B. Adi, dan Omtax (Agus Leonardi). Sang penyelenggara pun, hadir dalam acara ini yaitu, Kania Titi Makna Putri (putri Cok Rampal) dan Endi Aras. Patung dengan rambut cabe, mulut ditutup masker, dan tubuh yang tersusun dari beberapa kayu menjadi maskot acara ini.
Kata Kania, acara ini merupakan kelanjutan dari acara yang pernah diadakan di tahun sebelumnya dengan tema yang sama dan mascot yang serupa. Acara ini pun tidak memiliki sponsor, oleh karena itu acara ini tidak dipublikasikan. “Sponsornya hanyalah semangat kami saja, semangat kebersamaan menunjukkan kami berbuat & kami merasa derita mereka adalah derita kami juga. Itu saja,” kata Freddy Lengkong. Hal ini terbukti saat salah seorang pengunjung ditanya mengenai acara tersebut. “Saya tidak tahu ada acara ini, saya memang biasa minum kopi di sini. Eh, ternyata ada acara ini, ya udah deh ikutin aja. Setelah diikuti, ternyata seru juga,” begitu katanya.
Menurut pengakuan Budi yang biasa bertugas sebagai mixer director tetap di WAPRESS, ia sendiri kaget, sebab baru siang itu ia diberitahu bahwa akan ada acara di WAPRESS. “Jujur saja, acara ini diadakannya mendadak. Saya sendiri baru diberitahu tadi siang,” ujarnya. 
Tak lama setelah acara dimulai, sang pembawa acara pun mengundang Matius Hosang, korban polusi asap untuk naik ke atas panggung, bapak ini datang dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kemudian acara dilanjutkan dengan beberapa buah lagu yang dinyanyikan oleh Dima Miranda beserta suami dan rekan-rekannya. Lagu-lagu yang dibawakan antara lain: Sabotase, Hutan Ranggas, Yaiyo, Risiko Asap, Kemarin, Gaungni Rata, dan Pancasila Rumah Kita sebagai lagu penutup.
Saat lagu Yaiyo dan Pancasila Rumah Kita dinyanyikan, para penonton yang didominasi oleh mahasiswa PNJ (Politeknik Negeri Jakarta), ikut bernyanyi bersama. Pancasila Rumah Kita menjadi lagu penutup yang “manis”, dengan alunan music yang lembut. Meskipun acara telah selesai, namun para penonton terlihat enggan untuk beranjak dari tempat duduknya. (ksp)

Comments

Menarik

Makalah Proses Komunikasi

Pencetakan E-KTP Massal

Review: Individualist Ms. Ji-Young